Gunung
Gandang Dewata adalah salah satu gunung tertinggi yang terletak di kawasan
bagian Barat Sulawesi (pegunungan
Quarlesi) dan gunung tertinggi kedua di Sulawesi setelah gunung Latimojong
(3140 Mdpl) yang terletak di kabupaten Enrekang. Gunung Gandang Dewata tepat
berada di kabupaten Mamasa berbatasan dengan kabupaten Mamuju yang mempunyai
ketinggian 3037 meter dari permukan laut.
Gunung ini
terletak diwilayah administratif dua kabupaten ini yaitu, Kabupaten Mamasa, dan
Kabupaten Mamuju provinsi Sulawesi Barat. Puncak gunung ini juga merupakan
puncak tertinggi dari jejeran pegunungan yang terbesar di pulau Sulawesi yaitu
pegunungan Quarles. Butuh waktu 8 hingga 12 hari untuk mencapai puncak gunung
ini, yang dikarenakan lokasinya yang cukup repot (Grade 7,9) dan susahnya akses transportasi. Hal ini menyebabkan
gunung ini jarang sekali didaki. Namun keindahan pemandangan dari puncak gunung
ini tidak kalah dengan gunung lainnya. Kondisi hutan yang masih asli, fauna
asli pulau Sulawesi banyak terdapat di gunung ini seperti Anoa dan burung Rangkong.
Di gunung ini juga banyak dijumpai sungai-sungai yang berair jernih.
Akses Transportasi
Gunung ini bisa
dicapai dari Mamasa,dan Mamuju untuk mencapainya sbb:
JalurMamuju
Makassar
(Terminal luar Kota) – Mamuju...... menumpang Bus ± Rp.125.000/orang
Mamuju –
Le’beng........ Menumpang Pete-pete’(angkot) ± Rp.15.000/orang
Le’beng – Tampaloppo
........ Menumpang Mobil Panther ± Rp.35.000/orang
Tampaloppo –
Kallan Tua (Desa Terakhir) Menumpang Ojek ± Rp.100.000/orang atau Bisa Juga
langsung Tracking
Makasar
(terminal luar kota) - Mamasa......Menumpang bus ± Rp.100.000/orang
Polewali -
Mamasa......Menumpang bus atau panther ± Rp.50.000/orang
Mamasa - Rante
Pongko (desa terakhir) ....Menumpang Ojek ± 20.000/orang
Rute Pendakian
Jalur Mamuju
Ada 15 pos
lokasi tersebut merupakan tanah datar, dan untuk lokasi sumber air yaitu pada
pos VI, pos VII, pos IX, pos X dan pos XIV, sedangkan Untuk Camp Itu Bisa Pada
Pos VI Aatau sekalian Lanjut ke pos VII,di pos X, dan pos XV atau puncak
tergantung mau nginap di puncak atau tidak.
Perjalanan
Pendakian dari Pos I Samapai pos III itu adalah perjalanan Yang paling
Melelahkan karena keadaan jalur dengan Kemiringan berkisar 45-60 derajat itu
tanpa bonus pokoknya nanjak terus serta keadan hutan yang dah maulai terkena
sentuhan Masyarakat. Kalu dari Pos III Menuju Pos VI dah Mulai Landai Dan
kondisi Hutan Yang masih aslih nanti Pada Pos VI menuju Pos VII Keadaan Jalur
Mulai naik turun lagi Melewati Beberapa lembah.
Dari Pos VII
menuju Pos X Kita Menyebrang sungai dan dihadapkan lagi dengan Jalur yang najak
terus tapi tak seperti dari pos I – III, kalau dari pos X menuju Puncak Itu
Bisa PP kembali ke Pos X tergantung Nginap di puncak atau tidak dengan jalur
yang cukup extrem dan berlumut tebal hingga jalur anoa yang mirip dengan jalur
pendakian. Dari Pos XIII Puncak Sudah Bisa kita lihat Tergantung cuaca berkabut
atau tidak.
Dipuncak Gunung
ini terdapat tiang trianggulasi. Dari puncak gunung ini bisa dinikmati
pemadangan indah jejeran pegunungan Sulawesi seperti pegunungan Latimojong,
gunung Kambuno, Tanjung Rangas, dan pulau karampuang GUnung Ganda Dewata ini
memang butuh persiapan yang cukup matang untuk mendakinya, namun suguhan
pemandangan alam yang anda dapat setimpal dengan usaha yang telah dilakukan
Ada
10 pos atau lokasi camp yang bisa digunakan selama pendakian di gunung ini.
Lokasi-lokasi tersebut hanya berupa tanah datar. Perjalanan pendakian dari Pos
I hingga Pos V melewati hutan yang masih asli serta keadaan jalan setapak yang
naik turun punggungan bukit. Tidak jarang pendaki akan menemukan berbagai macam
satwa hutan. Dari Pos I hingga Pos V paling tidak butuh 4 - 5 hari perjalanan
(tergantung kecepatan ritme pendakian anda).
Dan di pos VI
barulah kita bisa memandang puncak Gunung Ganda Dewata, akan tetapi dari Pos VI
hingga puncak buth 2 hari perjalanan lagi. Pada Pos VII terdapat sumber air
berupa sungai yang cukup besar dan berair jernih.
Perjalanan
kembali menanjak cukup curam dan licin untuk mencapai Pos VIII dan hingga Pos
IX. Pos XI cocok untuk bermalam sebelum summit attack ke esokan harinya.
Dari Pos IX
menuju puncak jalur pendakiannya melewati jalur yang banyak ditumbuhi oleh
lumut hingga semata kaki, banyak pohon tumbang karena daerah ini cukup terbuka
dan berangin kencang. Ada beberapa dinding tebing yang longsor. Butuh waktu
tempuh sekitar 4 jam dari Pos IX hingga puncak..
Untuk perijinan
tidak begitu spesifik, jika melwati Jalur mamuju para pendaki hendaknya saat
sampai di Desa Gandang Dewata Dusun Kallan, mampir untuk memintah ijin kepada
orang atau tokoh adat yang dituakan disana yaitu Nenek Tase,rang (75 tahun)
yang akrab di sapa nenek Tase’ bisa juga kepada kepala dusun setempat yaitu
bapak Gerson (40 tahun).
Untuk yang melewati Jalur Mamasa kita bisa meminta
ijin pada Bapak Timotius Sandi Minanga atau Papa’ Daud (68 Tahun) yang beralamat
di Desa Buntu Buda Kecamatan Mamasa.
Sejarah Nama Gandang Dewata
Sejarah gunung
ini diberi nama Gandang Dewata yaitu ada sebuah tebing berbentuk gendang yang
terletak di dekat pos 10. Batu berbentuk gendang ini akan bunyi apabila ada
orang yang akan meninggal dunia. Yang menjadi misterinya adalah siapa yang
memukul gendang itu?.
Kalau
rasio ingin menjangkau hal seperti itu adalah hal yang mustahil. Dari kota
Mamasa saja gunung Gandang Dewata tidak terlihat, yang terlihat hanya gunung
Mambulilling (2573 Mdpl) yaitu gunung pertama dari sembilan gunung sebelum
puncak gunung Gandang Dewata. Kepercayaan seperti ini diyakini masih banyak
dipegang oleh orang-orang Mamasa.
Pernyataan diatas
di kemukakan oleh Nenek Tase’rang (Nene Tase’) Yang Betul-betul paham dengan
keadaan gunung tersebut
Proses pembukaan jalur pertama kali dan pemasangan
batu triangulasi pertama
Yang pertama
kali membuka jalur pendakian adalah Mapala UGM Yogyakarta pada tahun 1991.
Sebenarnya dari dulu memang ada jalur, tapi tidak sampai ke puncak. Jalur
tersebut adalah jalur para penduduk untuk berburu binatang anoa (Anoa Quarlesi), yaitu binatang khas
Sulawesi yang bentuknya dari depan mirip babi tapi dari belakang tampak mirip
rusa. Binatang ini termasuk langka dan dilindungi dan hanya bisa ditemui di
Gandang Dewata. Selain berburu anoa, penduduk juga mencari getah damar dan
rotan untuk dijual di kota . Hanya saja jalur tersebut belok kanan di pos 8
mengikuti hulu sungai Bonehau, sungai yang mengalir ke kecamatan Kalumpang
kabupaten Mamuju.
Dengan peralatan yang safety prosedur, ke sembilan anak mapala UGM ditemani Bapak Daud membuka jalur ke gandang dewata selama dua minggu. Setelah sampai di puncak, mereka menentukan titik puncak yang sebenarnya yang ditunjuk oleh Global Positioning System (GPS) yang mereka bawa. Setelah mapala UGM membuka jalur, barulah kemudian pendaki dari sulawesi mendaki di gunung tersebut dan lambat laun gunung Gandang Dewata mulai dikenal oleh para pendaki tetapi walaupun demikian masih jarang pendaki yang menjamahi gunung tersebut
pendakian yang hebat! Aku tak sabar mau berada di puncak gunung ini
BalasHapussalam lestari.
BalasHapuspeta tracking atau jalur pendakiannya bisa diperoleh dimana ?
rencana kami akan melakukan pendakian gunung gandang dewata bulan agustus